Ludwig van Beethoven (dibaptis 17 Desember 1770 di Bonn, wafat 26 Maret 1827 di Wina) adalah seorang komponis musik klasik dari Jerman. Karyanya yang terkenal adalah simfoni ke-lima dan ke-sembilan, dan juga lagu piano Für Elise. Ia dipandang sebagai salah satu komponis yang terbesar dan merupakan tokoh penting dalam masa peralihan antara Zaman Klasik dan Zaman Romantik. Semasa muda, ia adalah pianis yang berbakat, populer di antara orang-orang penting dan kaya di Wina, Austria, tempatnya tinggal. Namun, pada tahun 1801, ia mulai menjadi tuli.
Ketuliannya semakin parah dan pada
1817
ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam
konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian
karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.
Keluarga
Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas
sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven
(1740-1792) bekerja sebagai penyanyi
tenor
untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena
Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano
berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti
Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada tanggal
26 Maret 1778 tapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.
Masa muda
Guru komposisi pertama Beethoven adalah
Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi milik Bach
dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya
pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa
Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan
kariernya.
Beethoven pada usia 13 tahun
Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam bermain
organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata
yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum
mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi
wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784.
Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun
karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang
sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu dengan
Mozart dan memainkan piano
di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan
bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti.
Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga
dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787.
Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena
ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven
meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat
penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada keluarga bangsawan.
Berguru kepada Haydn
Pada 1792,
Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London.
Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk
Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk
belajar komposisi pada Haydn.
Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik.
Haydn memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak
perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai
Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa
sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk.
Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven
memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke
London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.
Awal karier
Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari
Pangeran Franz, selain itu ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang
mendukungnya, antara lain Pangeran Carl von Lichnowsky. Beethoven
mendedikasikan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling
terkenal,
Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina
merupakan masa yang cukup produktif bagi Beethoven. Komposisi-komposisi
yang ia gubah antara lain simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano
termasuk
‘Moonlight’ sonata dan
‘Pastorale’ sonata, sonata
biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major,
Op. 20, dan Quintet, Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai
pianis virtuoso namun juga sebagai komponis. Murid-muridnya kebanyakan
berasal dari keluarga aristokrat.
Mulai periode ketulian
Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat
otoslerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt
dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan
betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya
memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak
kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia
menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain
depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman
hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya
cintanya bertepuk sebelah tangan.
Lepas dari masa kemuraman
Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan
Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan
Violin Sonata
Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower
(1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer.
Symphony No. 3 Eroica
Pada tahun 1805 menggubah
Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’, Op. 55. Menurut temannya, Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang didekasikan untuk
Napoleon Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu bahwa Napoleon mengumumkan dirinya menjadi kaisar Perancis. Beethoven mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan menulis ‘Sinfonia Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang berarti ‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.
Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang
terdapat pada kopi manuskrip simfoni yang pertama dan kedua dihapus
Beethoven secara paksa dan meninggalkan bekas lubang. Namun, kemarahan
Beethoven hanya sebentar karena beberapa bulan setelah penobatan
Napoleon, Beethoven mengirim surat pada Breitkopf & Härtel ‘titel
simfoni itu sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun 1810 dia menulis bahwa
‘misa ini mungkin bisa juga didekasikan untuk Napoleon’. Simfoni
tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran Lobkowitz pada akhir tahun
1804.
Gaya komposisi baru
Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau
berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut
Carl Czerny, muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu
mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga
sonata miliknya,
Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53,
Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan
Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’,
Op. 57. Tapi, Beethoven pernah mengomel pada Czerny bahwa dia agak
kesal karena publik hanya menyukai ‘Moonlight’ sonata miliknya padahal
dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu.
Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya
baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada yang seperti mars. Hal ini
tak pernah terjadi pada masa-masa sebelum Beethoven.
Pentas opera Fidelio
Pada tahun
1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio, yang memiliki judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada beberapa hari sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh Beethoven dua kali, tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat overture untuk Fidelio yang diberi judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture ke-4 diberi nama Overture Fidelio.
Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru
menerima honor setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya
yang diterbitkan. Pada
22 Desember 1808,
Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di teater Wina. Konser
ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru, antara lain Symphony No. 5 in C Minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op. 68, konserto piano no. 4, dan Fantasien, Op. 80. Konser ini belum diketahui kesuksesannya dari segi keuangan.
Ingin pindah dari Wina
Pada tahun
1808,
Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome Napoleon di
Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari
kalangan bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph , Pangeran
Lobkowitz, dan Kinsky meminta Beethoven untuk tetap tinggal dengan
jaminan mereka akan membayar gaji Beethoven sebesar 4000 Gulden per
tahun. Beethoven juga membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String Quartet in E Flat Major,
Op. 74. Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota Wina
sehingga banyak bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven
menciptakan Piano Sonata in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.
Krisis keuangan
Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini.
Terutama karena ia tak berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang
ia pinang adalah Countess Therese Malfatti namun ia ditolak. Beethoven
juga mengalami krisis keuangan karena terjadi penurunan mata uang kertas
di Wina. Harga uang menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven
juga mengalami perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven
mulai mengerjakan
Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.
Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di
Teplitz dan bertemu dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia kagumi semenjak masa kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven membuat simfoni ‘perang’ berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis terkenal seperti Hummel, Mayseder, Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada pementasan simfoni ini.
Konser besar
Pada tanggal
29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio
yang sukses besar. Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton
opera ini. Di luar kesuksesan tersebut, pendengaran Beethoven semakin
lama bertambah parah. Keadaan ini bertambah parah karena Beethoven
menuntut hak orang tua asuh atas keponakannya, Karl. Beethoven
menganggap ibu Karl tak sanggup mengasuh keponakannya. Beethoven
memenangkan kasus ini namun ia pun bukan orang tua yang baik untuk Karl.
Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai bergaul dengan geng
anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl mencoba
bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi. Setelah
sembuh, Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.
Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini terlihat dengan saat dia membuat
Piano Sonata in A Major,
Op. 101. Pada tahun 1817, Beethoven menggubah beberapa komposisi untuk
seorang penulis Inggris, Richard Ford. Namun, karya-karya ini tak pernah
diketahui sampai ditemukan di Inggris pada tahun 1999. Selain itu,
Beethoven juga mulai merencanakan untuk menggubah piano sonata-nya yang
paling revolusioner,
Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106.
Missa Solemnis
Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan Pangeran Rudolph sebagai
uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga memulai rancangan simfoni ke-9-nya.
Pada
7 Mei 1824,
Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9 di Wina.
Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa Beethoven
tidak sadar kalau konsernya telah selesai dan terus membaca partitur.
Caroline Unger, salah satu solois alto dalam simfoni tersebut harus
menarik baju Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke arah
penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata
disebabkan oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia
meninggal pada
26 Maret 1827.
Note book : Ludwig van beethoven mempunyai anak dan istri tetapi dirahasiakan karena dianggap mahal.
karya-karya
Sembilan simfoni karya Beethoven menjadi karya paling gemilang dan
terkenal dari sang komponis. Selain itu, karya-karya ini juga
mempengaruhi banyak komponis di jaman setelah Beethoven, sampai ke masa
modern.
Simfoni No. 2 dalam D-Mayor, op. 36
Ludwig van Beethoven (1770-1827) membuat komposisi ini tahun 1801/02.
Ia juga memimpin sendiri pagelaran karya ini untuk pertama kali, yaitu
tanggal 5 April 1803 di gedung pertunjukan yang bernama “Theater an der
Wien“ di kota Wina, Austria. Walaupun secara resmi karya ini selesai
tahun 1802, kemungkinan besar segera sebelum penerbitannya, Beethoven
mengadakan perubahan lagi.
Gereja St. Marien di Heiligenstadt
Simfoni No. 2 dan proses pembuatannya dianggap sebagai saksi penting
kemelut yang dihadapi Beethoven. Ia mulai membuat karya itu, saat sudah
jelas bahwa pendengarannya semakin berkurang. Selain itu diperkirakan,
simfoni ini juga memiliki kaitan dengan apa yang disebut
“Heiligenstädter Testament”, yang ditulis Beethoven musim gugur 1802.
“Heiligenstädter Testament” adalah surat yang ditulis Beethoven saat
berada di tempat permandian dan sumber air di Heiligenstadt, untuk
mendapatkan perawatan bagi Otosklerosis yang dideritanya. Dalam surat
itu Beethoven menuangkan keputusasaan akan pendengarannya yang semakin
terganggu. Tetapi saat surat itu ditulis, Simfoni No. 2 sudah hampir
selesai.
Meskipun ada kaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, Simfoni No. 2
penuh dengan pernyataan positif yang dituangkan dalam rangkaian nada.
Sehingga Beethoven kemungkinan besar tetap berharap akan sembuh. Hal itu
juga dikatakan sang komponis dalam surat kepada teman sekolahnya Franz
Gerhard Wegeler, yang ditulis saat mengerjakan komposisi itu: “Saya akan
menggenggam takdir di batang lehernya. Nasib pasti tidak akan pernah
berhasil menaklukkan saya.“
Simfoni No. 3 dalam Es-Mayor, op. 55
Karya ini juga dikenal dengan nama “Eroica“. Dimainkan untuk pertama
kalinya bagi masyarakat umum tanggal 15 Januari 1805. Tetapi setahun
sebelumnya, karya ini sudah dimainkan di istana bangsawan Lobkowitz yang
kerap membiayai Beethoven. Bagi kritikus di masanya, karya itu dari
segi teknik dan formal sangat rumit. Komposisi itu dianggap memiliki ide
besar dan berani, tetapi untuk masa itu Simfoni No. 3 terutama dianggap
terlalu panjang. Hubungan dengan Napoleon pertama-tama diberikan oleh
Beethoven sendiri. Namun ia kemudian melupakan ide itu dan judul
sampingan karya ini hanya: “Simfonia Eroica, ingatan untuk seorang tokoh
besar“.
Sebagian dari lukisan Eugene Delacroix (1798-1863) yang berjudul "Kebebasan Memimpin Rakyat"
Saat berusia muda, Ludwig van Beethoven adalah pendukung Revolusi
Perancis (1789-1799). Ia juga pengagum Napoleon Bonaparte, yang
menyebarkan ide-ide kebebasan melalui penetapan undang-undang dan perang
di seluruh Eropa. Di jaman itu Napoleon kerap dibanding-bandingkan
dengan tokoh Prometheus dalam mitologi Yunani, yang separuh dewa.
Menurut mitologi Yunani, Prometheus mencuri api yang dimiliki
dewa-dewi, dan memberikannya kepada manusia. Dalam cerita ini api
menjadi simbol akal budi. Dengan hadiahnya itu, manusia menjadi sempurna
dan bebas. Sehingga di jaman "Aufklärung" (Inggris:
Enlightment) atau Pencerahan di Eropa Barat, yaitu abad 17 dan 18, Prometheus dipandang sebagai pahlawan.
Simfoni No. 5 dalam C-Minor, op.67
Ludwig van Beethoven sudah mulai menulis komposisi ini tahun 1800.
Tetapi penyelesaian sepenuhnya baru dilakukan dari bulan April 1807
sampai awal tahun 1808.
Komposisi ini adalah salah satu simfoni paling terkenal karya
Beethoven, dan salah satu karya musik klasik yang paling populer.
Simfoni No. 5 juga dikenal dengan nama “Simfoni Takdir”. Tetapi nama ini
tidak diberikan sang komponis, melainkan Anton Schindler yang pertama
kali menulis biografi Beethoven, sehingga sekarang kebanyakan tidak
digunakan lagi.
Komponis Rusia Pyotr Tchaikovsky
Dalam interpretasi karya Beethoven yang berlangsung sampai abad ke
20, Simfoni No. 5 dianggap sebagai cerita tentang kekalahan dan
kemenangan, tentang pertarungan nasib manusia yang berlangsung seumur
hidup, juga tentang penderitaan dan pembebasan dari kesengsaraan, yang
dituangkan dalam musik. Seperti halnya Simfoni No. 9 yang berakhir
dengan “Ode an die Freude“, Simfoni No. 5 juga memiliki ide dasar “per
aspera ad astra“, atau melalui kegelapan malam menuju cahaya, yang
maknanya: melalui kesulitan untuk mencapai kebahagiaan. Itu dituangkan
dalam penggunaan tangga nada c-minor dan c-mayor, yang menjadi dasar
pemikiran kebudayaan Eropa.
Johannes Brahms
Walaupun pemahaman simfoni karya Beethoven ini sekarang sudah agak
berubah, Simfoni No. 5, seperti halnya No. 3 dan No. 9 berpengaruh besar
bagi karya klasik abad 19. Misalnya dalam karya-karya Johannes Brahms,
Pyotr Ilyich Tchaikovsky, Anton Bruckner dan Gustav Mahler. Selain itu,
karya Beethoven ini juga mampu menarik perhatian baik penggemar musik
klasik maupun orang yang kurang memperhatikan jenis musik ini. Dan itu
bukan hanya karena motif awalnya, yang memiliki kekuatan ritme besar
melalui permainan semua alat musik gesek, yang melantunkan melodi yang
sama atau
unisono.
Simfoni No. 6 dalam F-Mayor, op. 68
Simfoni No. 6 atau juga dikenal sebagai “Pastorale” selesai
komposisinya tahun 1807 dan 1808. Pada saat bersamaan Beethoven juga
membuat Simfoni No. 5. Kabarnya Simfoni No. 6 dibuat di daerah bernama
Nußdorf dan Grinzing yang dulu menjadi daerah pinggiran kota Wina. Di
antara kedua daerah itu mengalir sungai Schreiberbach. Menurut penulis
biografi Beethoven, Anton Schindler di sinilah tempat sang komponis
menulis bagian kedua Simfoni No. 6 yang berjudul “Szene am Bach“ atau
adegan di tepi sungai. Tetapi menurut peneliti Beethoven, Barry Cooper,
bagian kedua itu dibuat di daerah Dornbach. Dan ini dapat dibuktikan
melalui sejumlah catatan Beethoven.
Simfoni No. 5 dan 6 dipertunjukkan pertama kali dalam konser selama
empat jam tanggal 22 Desember 1808, di bawah pimpinan Beethoven sendiri.
Konser itu diadakan di gedung pertunjukan “Theater an der Wien“.
Beehoven mempersembahkan Simfoni No. 6 bagi bangsawan Franz Joseph von
Lobkowitz dan bangsawan dari Rusia Rasumovskij.
Dasar karyanya ini, yang kemudian mempengaruhi komponis lainnya,
adalah kesan-kesan yang didapat seorang penduduk kota yang pergi ke
daerah pedesaan dan melihat alam. Pada partiturnya Beethoven menambahkan
keterangan: karya ini lebih berupa tampilan perasaan dan bukan
penggambaran keadaan. Namun demikian, dengan sejumlah instrumen sang
komponis meniru suara burung-burung, langkah pengelana, suara air yang
bergemericik, juga suara guntur dan badai.
Bagian satu hingga lima dalam Simfoni No. 6 masing-masing mempunyai
judul yang menunjukkan suasana yang harus ditimbulkan jika musik
dimainkan. Bagian satu berjudul: bangkitnya perasaan riang saat tiba di
daerah pedesaan. Bagian kedua: adegan di tepi sungai. Yang ketiga:
pertemuan penduduk desa yang gembira. Judul bagian keempat: guntur dan
badai, dan yang terakhir: nyanyian penggembala, perasaan senang dan
bersyukur setelah badai berlalu.
Simfoni No. 9 dalam D-Minor, op. 125
Friedrich Schiller
Karya Ludwig van Beethoven ini adalah simfoni terakhir yang selesai
dibuat. Diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat umum
tanggal 7 Mei 1824 di gedung pertunjukan Kärntnertortheater. Karya ini
mempengaruhi seluruh musik di masa Romantik (abad ke-19) hingga jaman
modern. Selain itu komposisi Beethoven ini juga menjadi karya puncak
dari seluruh simfoni. Ini juga karya musik klasik yang paling terkenal
di seluruh dunia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah simfoni, karya ini memerlukan
solis dan paduan suara yang bernyanyi di bagian akhir komposisi. Sebagai
kata-katanya Beethoven memilih puisi karya Friedrich Schiller, “An die
Freude“, yang dimulai dengan kalimat terkenal “Freude, schöner
Götterfunken“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah.
Melodinya dikenal di Indonesia melalui lagu berjudul ”Song of Joy“.
Tahun 1972 tema utama bagian terakhir Simfoni No. 9 menjadi Himne Eropa,
dan tahun 1985 melodi ini resmi menjadi Himne Uni Eropa.
Puisi karya Friedrich Schiller “An die Freude“ untuk pertama kali
diterbitkan tahun 1786. Segera setelah itu Beethoven mulai
mempertimbangkan untuk menuangkan puisi itu ke dalam melodi. Saat itu
Beethoven sudah tinggal di Wina. Catatan pertama untuk Simfoni No. 9
mulai ditulis tahun 1815. Sementara penyelesaian akhirnya baru tahun
1824. Bagian keempat atau yang terakhir, yang memuat puisi Schiller
diselesaikan Beethoven saat bertempat tinggal di apartemen di jalan
Ungargasse no. 5, di Wina. Oleh sebab itu Wina dianggap tempat kelahiran
Himne Eropa.
#wikipedia