Ketuliannya semakin parah dan pada 1817 ia menjadi tuli sepenuhnya. Meskipun ia tak lagi bisa bermain dalam konser, ia terus mencipta musik, dan pada masa ini mencipta sebagian karya-karyanya yang terbesar. Ia menjalani sisa hidupnya di Wina dan tak pernah menikah.
Keluarga
Kakek Beethoven, Ludwig Louis van Beethoven (1712-1773) bertugas sebagai penyanyi di kapel istana Bonn. Ayahnya, Johann van Beethoven (1740-1792) bekerja sebagai penyanyi tenor untuk pangeran Bonn (dari tahun 1752). Ibunya bernama Maria Magdalena Keverich (1767-1787). Johann van Beethoven memaksa anaknya latihan piano berjam-jam karena menginginkan anaknya menjadi 'anak ajaib' seperti Mozart. Beethoven mengadakan konser pertamanya pada tanggal 26 Maret 1778 tapi kepandaiannya tak setara dengan Mozart pada usia yang sama.Masa muda
Guru komposisi pertama Beethoven adalah Christian Gottlob Neefe (1748-1798). Neefe yang melihat bakat musik Beethoven mengajari Beethoven memainkan komposisi-komposisi milik Bach dan cara berimprovisasi, dia juga membantu Beethoven menerbitkan karya pertamanya (1783). Dalam sebuah majalah musik, Neefe menulis bahwa Beethoven bisa menjadi ‘Mozart’ yang kedua seandainya ia meneruskan kariernya.Pangeran Bonn, Franz Xaver Stelker menunjuk Beethoven sebagai wakil Neefe dalam bermain organ dan harpsikord. Pada 1783, Beethoven menerbitkan tiga sonata yang didekasikan kepada Pangeran Franz, tapi karena ia belum mendapatkan gaji dari pekerjaannya, Beethoven meminta untuk menjadi wakil Neefe secara resmi. Permohonan ini dikabulkan pada tahun 1784. Pada 1785, Beethoven menggubah tiga trio piano untuk pangeran namun karya ini tak diterbitkan sampai Beethoven meninggal. Pada saat yang sama, Beethoven belajar musik pada Franz Ries.
Pada 1787, Beethoven pergi ke Wina atas perintah Pangeran. Di sana ia bertemu dengan Mozart dan memainkan piano di depannya. Mozart sangat kagum dengan Beethoven dan dia mengatakan bahwa Beethoven bisa menjadi musikus besar pada masa depan nanti. Kunjungan Beethoven hanya sementara karena uangnya habis, dia juga dipanggil pulang ke Bonn karena ibunya sakit parah akibat TBC, yang kemudian merenggut nyawanya pada 17 Juli 1787. Beethoven terbeban mengurusi kedua adiknya yang masih kecil. Karena ayahnya pemabuk dan menghambur-hamburkan uang untuk alkohol, Beethoven meminta agar gaji ayahnya diberikan kepadanya. Beethoven mendapat penghasilan tetap dengan memberi les piano kepada keluarga bangsawan.
Berguru kepada Haydn
Pada 1792, Joseph Haydn sedang menetap di Wina untuk sementara dalam perjalanannya menuju London. Pangeran Waldstein, salah satu teman dekat Beethoven berhasil membujuk Pangeran Franz untuk membiayai perjalanan Beethoven menuju Wina untuk belajar komposisi pada Haydn.Pelajaran komposisi Beethoven pada Haydn tak berjalan dengan baik. Haydn memang guru yang ramah dan baik namun dia tak memberi banyak perhatian dan tidak mengoreksi tugasnya dengan teliti. Haydn menghargai Beethoven walau dia kurang mengerti ide-ide musiknya. Beethoven tanpa sepengetahuan Haydn belajar komposisi di bawah bimbingan Johann Schenk. Pangeran Franz memanggil Beethoven pulang ke Bonn tetapi Beethoven memilih untuk tinggal di Wina dan berkarier di sana sampai ia meninggal.
Pada saat Haydn pergi ke London pada awal 1794, Beethoven belajar komposisi pada Johann Georg Alberchtsberger dan Antonio Salieri. Beethoven memulai kariernya di Wina sebagai pianis. Pada Maret 1795, Beethoven membawakan Piano Concerto in Bb Major, Op. 19, dia juga mengadakan kunjungan ke Praha, Dresden, Leipzig, dan Berlin pada 1796.
Awal karier
Pada awal kariernya di Wina, Beethoven masih mendapat gaji dari Pangeran Franz, selain itu ia juga dibantu oleh beberapa bangsawan yang mendukungnya, antara lain Pangeran Carl von Lichnowsky. Beethoven mendedikasikan kepadanya salah satu sonata pianonya yang paling terkenal, Sonata in C Minor ‘Pathetique’, Op. 13. Masa awal Wina merupakan masa yang cukup produktif bagi Beethoven. Komposisi-komposisi yang ia gubah antara lain simfoni no. 1 dan 2, lima sonata piano termasuk ‘Moonlight’ sonata dan ‘Pastorale’ sonata, sonata biola keempat dan kelima (Op. 23 dan Op. 24), variasi cello pada Bei Mannern, welche Liebe fuhle milik Mozart, Quintet Op. 18, Septet in Eb Major, Op. 20, dan Quintet, Op. 29. Beethoven tidak hanya populer sebagai pianis virtuoso namun juga sebagai komponis. Murid-muridnya kebanyakan berasal dari keluarga aristokrat.Mulai periode ketulian
Pada pertengahan 1801, Beethoven menyadari bahwa daya pendengarannya mulai berkurang akibat otoslerosis. Sebuah surat yang ditemukan di sebuah rumah Beethoven di Heiligenstadt dekat Wina yang dikenal sebagai ‘Warisan Heiligenstadt’ berisikan betapa sedihnya Beethoven karena penyakit yang dialaminya. Kesedihannya memang wajar karena pada saat itu Beethoven sedang dalam puncak kariernya. Karena penyakit ini, Beethoven menjadi depresi dan dia menjadi semakin minder dalam pergaulan sosial. Salah satu alasan lain depresinya Beethoven adalah karena ia tak berhasil mendapatkan ‘teman hidup’. Banyak wanita bangsawan yang sering dicintainya namun umumnya cintanya bertepuk sebelah tangan.Lepas dari masa kemuraman
Pada tahun 1802, Beethoven keluar dari kemuramannya. Dia melanjutkan membuat komposisi. Pada tahun 1803 dia mementaskan Piano Concerto in Eb Major, Op. 37 dan tampil sebagai solois. Pada tahun yang sama Beethoven juga memainkan Violin Sonata Op. 47 miliknya dengan violinis virtuoso George Polgreen Bridgetower (1799-1860) dan mempersembahkan karya tersebut kepada Rudolph Kreutzer.Symphony No. 3 Eroica
Pada tahun 1805 menggubah Symphony No. 3 in Eb ‘Eroica’, Op. 55. Menurut temannya, Ferdinand Ries, Beethoven merobek judul asli simfoni yang didekasikan untuk Napoleon Bonaparte itu. Beethoven sangat marah setelah tahu bahwa Napoleon mengumumkan dirinya menjadi kaisar Perancis. Beethoven mengubah judul simfoni asli ini, ‘Bonaparte’ dan menulis ‘Sinfonia Eroica…composta per festiggiare il sovvenire de un grand’ uomo’ yang berarti ‘Simfoni eroika, ditulis untuk mengenang seseorang yang agung’.Tulisan ‘Sinfonia Grande intitolata Bonaparte del Sigre’ yang terdapat pada kopi manuskrip simfoni yang pertama dan kedua dihapus Beethoven secara paksa dan meninggalkan bekas lubang. Namun, kemarahan Beethoven hanya sebentar karena beberapa bulan setelah penobatan Napoleon, Beethoven mengirim surat pada Breitkopf & Härtel ‘titel simfoni itu sebenarnya Bonaparte’ dan pada tahun 1810 dia menulis bahwa ‘misa ini mungkin bisa juga didekasikan untuk Napoleon’. Simfoni tersebut dipentaskan di kediaman Pangeran Lobkowitz pada akhir tahun 1804.
Gaya komposisi baru
Dengan simfoni Eroica, Beethoven memperlihatkan sikap yang mau berjuang dari masa depresinya dan tak mau kalah oleh penyakit. Menurut Carl Czerny, muridnya, Beethoven mencoba gaya komposisi baru sewaktu mengerjakan tiga sonata piano, Op. 31. Hasilnya terlihat pada tiga sonata miliknya, Piano Sonata in C Major ‘Waldstein’, Op. 53, Piano Sonata in F Major, Op. 54, dan Piano Sonata in F Minor ‘Appasionata’, Op. 57. Tapi, Beethoven pernah mengomel pada Czerny bahwa dia agak kesal karena publik hanya menyukai ‘Moonlight’ sonata miliknya padahal dia bisa menciptakan lagu-lagu yang lebih bagus dari lagu itu.Simfoni kelima Beethoven dianggap sebagai simfoni yang memulai gaya baru. Pada simfoni ini, terdapat tempo nada yang seperti mars. Hal ini tak pernah terjadi pada masa-masa sebelum Beethoven.
Pentas opera Fidelio
Pada tahun 1805, sebuah teater mementaskan opera milik Beethoven, Fidelio, yang memiliki judul asli Leonore. Namun, pementasan ini tak berhasil karena pada beberapa hari sebelumnya, Wina ditaklukkan oleh Napoleon. Fidelio direvisi oleh Beethoven dua kali, tahun 1806 dan 1814. Beethoven juga menciptakan empat overture untuk Fidelio yang diberi judul Overture Leonore no. 1, 2, dan 3. Overture ke-4 diberi nama Overture Fidelio.Sesungguhnya Beethoven belum memiliki pendapatan tetap. Dia baru menerima honor setelah menyelesaikan pesanan musik atau ada karyanya yang diterbitkan. Pada 22 Desember 1808, Beethoven mengadakan konser untuk mencari dana di teater Wina. Konser ini menampilkan banyak karya Beethoven yang terbaru, antara lain Symphony No. 5 in C Minor, Op. 67 dan Symphony No. 6 in F Major, Op. 68, konserto piano no. 4, dan Fantasien, Op. 80. Konser ini belum diketahui kesuksesannya dari segi keuangan.
Ingin pindah dari Wina
Pada tahun 1808, Beethoven sesungguhnya ingin pindah dan bekerja pada Jerome Napoleon di Cassel dengan gaji 2400 gulden/tahun. Namun, teman-temannya dari kalangan bangsawannya, antara lain Pangeran Rudolph , Pangeran Lobkowitz, dan Kinsky meminta Beethoven untuk tetap tinggal dengan jaminan mereka akan membayar gaji Beethoven sebesar 4000 Gulden per tahun. Beethoven juga membuat komposisi Piano Concerto No. 5 in B Flat Major ‘Emperor’, Op. 73, yang didekasikan untuk Pangeran Rudolph dan String Quartet in E Flat Major, Op. 74. Pada tahun yang sama, Napoleon menduduki kembali kota Wina sehingga banyak bangsawan yang melarikan diri dari sana. Beethoven menciptakan Piano Sonata in Eb ‘Les adieux’, Op. 81a.Krisis keuangan
Pada tahun 1811, Beethoven semakin depresi pada masa sulit ini. Terutama karena ia tak berhasil mendapat jodoh. Salah satu wanita yang ia pinang adalah Countess Therese Malfatti namun ia ditolak. Beethoven juga mengalami krisis keuangan karena terjadi penurunan mata uang kertas di Wina. Harga uang menjadi seperlima dari mata uang terbaru. Beethoven juga mengalami perselisihan dengan adiknya, Johann. Namun, Beethoven mulai mengerjakan Symphony No. 7 in A Major, Op. 92 dan selesai pada awal 1812.Pada musim semi tahun 1812, Beethoven berkunjung ke spa di Teplitz dan bertemu dengan Johann Wolfgang von Goethe, salah satu orang yang paling ia kagumi semenjak masa kecilnya. Pada tanggal 8 Desember 1813, Beethoven membuat simfoni ‘perang’ berjudul Wellington’s Victory. Beberapa komponis terkenal seperti Hummel, Mayseder, Moscheles, dan Salieri ikut ambil bagian pada pementasan simfoni ini.
Konser besar
Pada tanggal 29 November 1814, Beethoven mementaskan Fidelio yang sukses besar. Sebagian besar anggota kongres Wina ikut menonton opera ini. Di luar kesuksesan tersebut, pendengaran Beethoven semakin lama bertambah parah. Keadaan ini bertambah parah karena Beethoven menuntut hak orang tua asuh atas keponakannya, Karl. Beethoven menganggap ibu Karl tak sanggup mengasuh keponakannya. Beethoven memenangkan kasus ini namun ia pun bukan orang tua yang baik untuk Karl. Anak itu akhirnya menjadi tertekan dan mulai bergaul dengan geng anak-anak nakal. Puncaknya adalah pada tahun 1816, saat Karl mencoba bunuh diri. Hal ini membuat Beethoven cukup mengalami depresi. Setelah sembuh, Karl kembali ke ibunya dan masuk ke sekolah militer.Pada tahun 1817, Beethoven keluar dari depresi dan kemurungannya. Hal ini terlihat dengan saat dia membuat Piano Sonata in A Major, Op. 101. Pada tahun 1817, Beethoven menggubah beberapa komposisi untuk seorang penulis Inggris, Richard Ford. Namun, karya-karya ini tak pernah diketahui sampai ditemukan di Inggris pada tahun 1999. Selain itu, Beethoven juga mulai merencanakan untuk menggubah piano sonata-nya yang paling revolusioner, Piano Sonata in Bb 'Hammerklavier', Op. 106.
Missa Solemnis
Pada tahun 1822, Beethoven menggubah Missa Solemnis untuk penobatan Pangeran Rudolph sebagai uskup di Olomouc pada tahun 1819. Beethoven juga memulai rancangan simfoni ke-9-nya.Pada 7 Mei 1824, Beethoven mementaskan Missa Solemnis beserta Simfoni ke-9 di Wina. Konser ini sukses besar. Tapi ada berita yang mengatakan bahwa Beethoven tidak sadar kalau konsernya telah selesai dan terus membaca partitur. Caroline Unger, salah satu solois alto dalam simfoni tersebut harus menarik baju Beethoven agar dia mau berbalik dan melihat ke arah penonton yang bertepuk tangan dengan meriah.
Pada tahun 1826, Beethoven menderita demam tinggi yang ternyata disebabkan oleh sakit ginjal. Penyakitnya tak tertolong dan dia meninggal pada 26 Maret 1827.
Note book : Ludwig van beethoven mempunyai anak dan istri tetapi dirahasiakan karena dianggap mahal.
karya-karya
Sembilan simfoni karya Beethoven menjadi karya paling gemilang dan
terkenal dari sang komponis. Selain itu, karya-karya ini juga
mempengaruhi banyak komponis di jaman setelah Beethoven, sampai ke masa
modern.
Simfoni No. 2 dalam D-Mayor, op. 36
Ludwig van Beethoven (1770-1827) membuat komposisi ini tahun 1801/02. Ia juga memimpin sendiri pagelaran karya ini untuk pertama kali, yaitu tanggal 5 April 1803 di gedung pertunjukan yang bernama “Theater an der Wien“ di kota Wina, Austria. Walaupun secara resmi karya ini selesai tahun 1802, kemungkinan besar segera sebelum penerbitannya, Beethoven mengadakan perubahan lagi.
Simfoni No. 2 dan proses pembuatannya dianggap sebagai saksi penting kemelut yang dihadapi Beethoven. Ia mulai membuat karya itu, saat sudah jelas bahwa pendengarannya semakin berkurang. Selain itu diperkirakan, simfoni ini juga memiliki kaitan dengan apa yang disebut “Heiligenstädter Testament”, yang ditulis Beethoven musim gugur 1802. “Heiligenstädter Testament” adalah surat yang ditulis Beethoven saat berada di tempat permandian dan sumber air di Heiligenstadt, untuk mendapatkan perawatan bagi Otosklerosis yang dideritanya. Dalam surat itu Beethoven menuangkan keputusasaan akan pendengarannya yang semakin terganggu. Tetapi saat surat itu ditulis, Simfoni No. 2 sudah hampir selesai.
Meskipun ada kaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, Simfoni No. 2 penuh dengan pernyataan positif yang dituangkan dalam rangkaian nada. Sehingga Beethoven kemungkinan besar tetap berharap akan sembuh. Hal itu juga dikatakan sang komponis dalam surat kepada teman sekolahnya Franz Gerhard Wegeler, yang ditulis saat mengerjakan komposisi itu: “Saya akan menggenggam takdir di batang lehernya. Nasib pasti tidak akan pernah berhasil menaklukkan saya.“
Simfoni No. 3 dalam Es-Mayor, op. 55
Karya ini juga dikenal dengan nama “Eroica“. Dimainkan untuk pertama kalinya bagi masyarakat umum tanggal 15 Januari 1805. Tetapi setahun sebelumnya, karya ini sudah dimainkan di istana bangsawan Lobkowitz yang kerap membiayai Beethoven. Bagi kritikus di masanya, karya itu dari segi teknik dan formal sangat rumit. Komposisi itu dianggap memiliki ide besar dan berani, tetapi untuk masa itu Simfoni No. 3 terutama dianggap terlalu panjang. Hubungan dengan Napoleon pertama-tama diberikan oleh Beethoven sendiri. Namun ia kemudian melupakan ide itu dan judul sampingan karya ini hanya: “Simfonia Eroica, ingatan untuk seorang tokoh besar“.
Saat berusia muda, Ludwig van Beethoven adalah pendukung Revolusi Perancis (1789-1799). Ia juga pengagum Napoleon Bonaparte, yang menyebarkan ide-ide kebebasan melalui penetapan undang-undang dan perang di seluruh Eropa. Di jaman itu Napoleon kerap dibanding-bandingkan dengan tokoh Prometheus dalam mitologi Yunani, yang separuh dewa.
Menurut mitologi Yunani, Prometheus mencuri api yang dimiliki dewa-dewi, dan memberikannya kepada manusia. Dalam cerita ini api menjadi simbol akal budi. Dengan hadiahnya itu, manusia menjadi sempurna dan bebas. Sehingga di jaman "Aufklärung" (Inggris: Enlightment) atau Pencerahan di Eropa Barat, yaitu abad 17 dan 18, Prometheus dipandang sebagai pahlawan.
Simfoni No. 5 dalam C-Minor, op.67
Ludwig van Beethoven sudah mulai menulis komposisi ini tahun 1800. Tetapi penyelesaian sepenuhnya baru dilakukan dari bulan April 1807 sampai awal tahun 1808.
Komposisi ini adalah salah satu simfoni paling terkenal karya Beethoven, dan salah satu karya musik klasik yang paling populer. Simfoni No. 5 juga dikenal dengan nama “Simfoni Takdir”. Tetapi nama ini tidak diberikan sang komponis, melainkan Anton Schindler yang pertama kali menulis biografi Beethoven, sehingga sekarang kebanyakan tidak digunakan lagi.
Dalam interpretasi karya Beethoven yang berlangsung sampai abad ke 20, Simfoni No. 5 dianggap sebagai cerita tentang kekalahan dan kemenangan, tentang pertarungan nasib manusia yang berlangsung seumur hidup, juga tentang penderitaan dan pembebasan dari kesengsaraan, yang dituangkan dalam musik. Seperti halnya Simfoni No. 9 yang berakhir dengan “Ode an die Freude“, Simfoni No. 5 juga memiliki ide dasar “per aspera ad astra“, atau melalui kegelapan malam menuju cahaya, yang maknanya: melalui kesulitan untuk mencapai kebahagiaan. Itu dituangkan dalam penggunaan tangga nada c-minor dan c-mayor, yang menjadi dasar pemikiran kebudayaan Eropa.
Walaupun pemahaman simfoni karya Beethoven ini sekarang sudah agak berubah, Simfoni No. 5, seperti halnya No. 3 dan No. 9 berpengaruh besar bagi karya klasik abad 19. Misalnya dalam karya-karya Johannes Brahms, Pyotr Ilyich Tchaikovsky, Anton Bruckner dan Gustav Mahler. Selain itu, karya Beethoven ini juga mampu menarik perhatian baik penggemar musik klasik maupun orang yang kurang memperhatikan jenis musik ini. Dan itu bukan hanya karena motif awalnya, yang memiliki kekuatan ritme besar melalui permainan semua alat musik gesek, yang melantunkan melodi yang sama atau unisono.
Simfoni No. 6 dalam F-Mayor, op. 68
Simfoni No. 6 atau juga dikenal sebagai “Pastorale” selesai komposisinya tahun 1807 dan 1808. Pada saat bersamaan Beethoven juga membuat Simfoni No. 5. Kabarnya Simfoni No. 6 dibuat di daerah bernama Nußdorf dan Grinzing yang dulu menjadi daerah pinggiran kota Wina. Di antara kedua daerah itu mengalir sungai Schreiberbach. Menurut penulis biografi Beethoven, Anton Schindler di sinilah tempat sang komponis menulis bagian kedua Simfoni No. 6 yang berjudul “Szene am Bach“ atau adegan di tepi sungai. Tetapi menurut peneliti Beethoven, Barry Cooper, bagian kedua itu dibuat di daerah Dornbach. Dan ini dapat dibuktikan melalui sejumlah catatan Beethoven.
Simfoni No. 5 dan 6 dipertunjukkan pertama kali dalam konser selama empat jam tanggal 22 Desember 1808, di bawah pimpinan Beethoven sendiri. Konser itu diadakan di gedung pertunjukan “Theater an der Wien“. Beehoven mempersembahkan Simfoni No. 6 bagi bangsawan Franz Joseph von Lobkowitz dan bangsawan dari Rusia Rasumovskij.
Dasar karyanya ini, yang kemudian mempengaruhi komponis lainnya, adalah kesan-kesan yang didapat seorang penduduk kota yang pergi ke daerah pedesaan dan melihat alam. Pada partiturnya Beethoven menambahkan keterangan: karya ini lebih berupa tampilan perasaan dan bukan penggambaran keadaan. Namun demikian, dengan sejumlah instrumen sang komponis meniru suara burung-burung, langkah pengelana, suara air yang bergemericik, juga suara guntur dan badai.
Bagian satu hingga lima dalam Simfoni No. 6 masing-masing mempunyai judul yang menunjukkan suasana yang harus ditimbulkan jika musik dimainkan. Bagian satu berjudul: bangkitnya perasaan riang saat tiba di daerah pedesaan. Bagian kedua: adegan di tepi sungai. Yang ketiga: pertemuan penduduk desa yang gembira. Judul bagian keempat: guntur dan badai, dan yang terakhir: nyanyian penggembala, perasaan senang dan bersyukur setelah badai berlalu.
Simfoni No. 9 dalam D-Minor, op. 125
Karya Ludwig van Beethoven ini adalah simfoni terakhir yang selesai dibuat. Diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat umum tanggal 7 Mei 1824 di gedung pertunjukan Kärntnertortheater. Karya ini mempengaruhi seluruh musik di masa Romantik (abad ke-19) hingga jaman modern. Selain itu komposisi Beethoven ini juga menjadi karya puncak dari seluruh simfoni. Ini juga karya musik klasik yang paling terkenal di seluruh dunia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah simfoni, karya ini memerlukan solis dan paduan suara yang bernyanyi di bagian akhir komposisi. Sebagai kata-katanya Beethoven memilih puisi karya Friedrich Schiller, “An die Freude“, yang dimulai dengan kalimat terkenal “Freude, schöner Götterfunken“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah. Melodinya dikenal di Indonesia melalui lagu berjudul ”Song of Joy“. Tahun 1972 tema utama bagian terakhir Simfoni No. 9 menjadi Himne Eropa, dan tahun 1985 melodi ini resmi menjadi Himne Uni Eropa.
Puisi karya Friedrich Schiller “An die Freude“ untuk pertama kali diterbitkan tahun 1786. Segera setelah itu Beethoven mulai mempertimbangkan untuk menuangkan puisi itu ke dalam melodi. Saat itu Beethoven sudah tinggal di Wina. Catatan pertama untuk Simfoni No. 9 mulai ditulis tahun 1815. Sementara penyelesaian akhirnya baru tahun 1824. Bagian keempat atau yang terakhir, yang memuat puisi Schiller diselesaikan Beethoven saat bertempat tinggal di apartemen di jalan Ungargasse no. 5, di Wina. Oleh sebab itu Wina dianggap tempat kelahiran Himne Eropa.
Ludwig van Beethoven (1770-1827) membuat komposisi ini tahun 1801/02. Ia juga memimpin sendiri pagelaran karya ini untuk pertama kali, yaitu tanggal 5 April 1803 di gedung pertunjukan yang bernama “Theater an der Wien“ di kota Wina, Austria. Walaupun secara resmi karya ini selesai tahun 1802, kemungkinan besar segera sebelum penerbitannya, Beethoven mengadakan perubahan lagi.
Simfoni No. 2 dan proses pembuatannya dianggap sebagai saksi penting kemelut yang dihadapi Beethoven. Ia mulai membuat karya itu, saat sudah jelas bahwa pendengarannya semakin berkurang. Selain itu diperkirakan, simfoni ini juga memiliki kaitan dengan apa yang disebut “Heiligenstädter Testament”, yang ditulis Beethoven musim gugur 1802. “Heiligenstädter Testament” adalah surat yang ditulis Beethoven saat berada di tempat permandian dan sumber air di Heiligenstadt, untuk mendapatkan perawatan bagi Otosklerosis yang dideritanya. Dalam surat itu Beethoven menuangkan keputusasaan akan pendengarannya yang semakin terganggu. Tetapi saat surat itu ditulis, Simfoni No. 2 sudah hampir selesai.
Meskipun ada kaitan dengan kesulitan yang dihadapinya, Simfoni No. 2 penuh dengan pernyataan positif yang dituangkan dalam rangkaian nada. Sehingga Beethoven kemungkinan besar tetap berharap akan sembuh. Hal itu juga dikatakan sang komponis dalam surat kepada teman sekolahnya Franz Gerhard Wegeler, yang ditulis saat mengerjakan komposisi itu: “Saya akan menggenggam takdir di batang lehernya. Nasib pasti tidak akan pernah berhasil menaklukkan saya.“
Simfoni No. 3 dalam Es-Mayor, op. 55
Karya ini juga dikenal dengan nama “Eroica“. Dimainkan untuk pertama kalinya bagi masyarakat umum tanggal 15 Januari 1805. Tetapi setahun sebelumnya, karya ini sudah dimainkan di istana bangsawan Lobkowitz yang kerap membiayai Beethoven. Bagi kritikus di masanya, karya itu dari segi teknik dan formal sangat rumit. Komposisi itu dianggap memiliki ide besar dan berani, tetapi untuk masa itu Simfoni No. 3 terutama dianggap terlalu panjang. Hubungan dengan Napoleon pertama-tama diberikan oleh Beethoven sendiri. Namun ia kemudian melupakan ide itu dan judul sampingan karya ini hanya: “Simfonia Eroica, ingatan untuk seorang tokoh besar“.
Saat berusia muda, Ludwig van Beethoven adalah pendukung Revolusi Perancis (1789-1799). Ia juga pengagum Napoleon Bonaparte, yang menyebarkan ide-ide kebebasan melalui penetapan undang-undang dan perang di seluruh Eropa. Di jaman itu Napoleon kerap dibanding-bandingkan dengan tokoh Prometheus dalam mitologi Yunani, yang separuh dewa.
Menurut mitologi Yunani, Prometheus mencuri api yang dimiliki dewa-dewi, dan memberikannya kepada manusia. Dalam cerita ini api menjadi simbol akal budi. Dengan hadiahnya itu, manusia menjadi sempurna dan bebas. Sehingga di jaman "Aufklärung" (Inggris: Enlightment) atau Pencerahan di Eropa Barat, yaitu abad 17 dan 18, Prometheus dipandang sebagai pahlawan.
Simfoni No. 5 dalam C-Minor, op.67
Ludwig van Beethoven sudah mulai menulis komposisi ini tahun 1800. Tetapi penyelesaian sepenuhnya baru dilakukan dari bulan April 1807 sampai awal tahun 1808.
Komposisi ini adalah salah satu simfoni paling terkenal karya Beethoven, dan salah satu karya musik klasik yang paling populer. Simfoni No. 5 juga dikenal dengan nama “Simfoni Takdir”. Tetapi nama ini tidak diberikan sang komponis, melainkan Anton Schindler yang pertama kali menulis biografi Beethoven, sehingga sekarang kebanyakan tidak digunakan lagi.
Dalam interpretasi karya Beethoven yang berlangsung sampai abad ke 20, Simfoni No. 5 dianggap sebagai cerita tentang kekalahan dan kemenangan, tentang pertarungan nasib manusia yang berlangsung seumur hidup, juga tentang penderitaan dan pembebasan dari kesengsaraan, yang dituangkan dalam musik. Seperti halnya Simfoni No. 9 yang berakhir dengan “Ode an die Freude“, Simfoni No. 5 juga memiliki ide dasar “per aspera ad astra“, atau melalui kegelapan malam menuju cahaya, yang maknanya: melalui kesulitan untuk mencapai kebahagiaan. Itu dituangkan dalam penggunaan tangga nada c-minor dan c-mayor, yang menjadi dasar pemikiran kebudayaan Eropa.
Walaupun pemahaman simfoni karya Beethoven ini sekarang sudah agak berubah, Simfoni No. 5, seperti halnya No. 3 dan No. 9 berpengaruh besar bagi karya klasik abad 19. Misalnya dalam karya-karya Johannes Brahms, Pyotr Ilyich Tchaikovsky, Anton Bruckner dan Gustav Mahler. Selain itu, karya Beethoven ini juga mampu menarik perhatian baik penggemar musik klasik maupun orang yang kurang memperhatikan jenis musik ini. Dan itu bukan hanya karena motif awalnya, yang memiliki kekuatan ritme besar melalui permainan semua alat musik gesek, yang melantunkan melodi yang sama atau unisono.
Simfoni No. 6 dalam F-Mayor, op. 68
Simfoni No. 6 atau juga dikenal sebagai “Pastorale” selesai komposisinya tahun 1807 dan 1808. Pada saat bersamaan Beethoven juga membuat Simfoni No. 5. Kabarnya Simfoni No. 6 dibuat di daerah bernama Nußdorf dan Grinzing yang dulu menjadi daerah pinggiran kota Wina. Di antara kedua daerah itu mengalir sungai Schreiberbach. Menurut penulis biografi Beethoven, Anton Schindler di sinilah tempat sang komponis menulis bagian kedua Simfoni No. 6 yang berjudul “Szene am Bach“ atau adegan di tepi sungai. Tetapi menurut peneliti Beethoven, Barry Cooper, bagian kedua itu dibuat di daerah Dornbach. Dan ini dapat dibuktikan melalui sejumlah catatan Beethoven.
Simfoni No. 5 dan 6 dipertunjukkan pertama kali dalam konser selama empat jam tanggal 22 Desember 1808, di bawah pimpinan Beethoven sendiri. Konser itu diadakan di gedung pertunjukan “Theater an der Wien“. Beehoven mempersembahkan Simfoni No. 6 bagi bangsawan Franz Joseph von Lobkowitz dan bangsawan dari Rusia Rasumovskij.
Dasar karyanya ini, yang kemudian mempengaruhi komponis lainnya, adalah kesan-kesan yang didapat seorang penduduk kota yang pergi ke daerah pedesaan dan melihat alam. Pada partiturnya Beethoven menambahkan keterangan: karya ini lebih berupa tampilan perasaan dan bukan penggambaran keadaan. Namun demikian, dengan sejumlah instrumen sang komponis meniru suara burung-burung, langkah pengelana, suara air yang bergemericik, juga suara guntur dan badai.
Bagian satu hingga lima dalam Simfoni No. 6 masing-masing mempunyai judul yang menunjukkan suasana yang harus ditimbulkan jika musik dimainkan. Bagian satu berjudul: bangkitnya perasaan riang saat tiba di daerah pedesaan. Bagian kedua: adegan di tepi sungai. Yang ketiga: pertemuan penduduk desa yang gembira. Judul bagian keempat: guntur dan badai, dan yang terakhir: nyanyian penggembala, perasaan senang dan bersyukur setelah badai berlalu.
Simfoni No. 9 dalam D-Minor, op. 125
Karya Ludwig van Beethoven ini adalah simfoni terakhir yang selesai dibuat. Diperdengarkan untuk pertama kalinya kepada masyarakat umum tanggal 7 Mei 1824 di gedung pertunjukan Kärntnertortheater. Karya ini mempengaruhi seluruh musik di masa Romantik (abad ke-19) hingga jaman modern. Selain itu komposisi Beethoven ini juga menjadi karya puncak dari seluruh simfoni. Ini juga karya musik klasik yang paling terkenal di seluruh dunia.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah simfoni, karya ini memerlukan solis dan paduan suara yang bernyanyi di bagian akhir komposisi. Sebagai kata-katanya Beethoven memilih puisi karya Friedrich Schiller, “An die Freude“, yang dimulai dengan kalimat terkenal “Freude, schöner Götterfunken“, yang berarti: kesenangan, cahaya ilahi yang indah. Melodinya dikenal di Indonesia melalui lagu berjudul ”Song of Joy“. Tahun 1972 tema utama bagian terakhir Simfoni No. 9 menjadi Himne Eropa, dan tahun 1985 melodi ini resmi menjadi Himne Uni Eropa.
Puisi karya Friedrich Schiller “An die Freude“ untuk pertama kali diterbitkan tahun 1786. Segera setelah itu Beethoven mulai mempertimbangkan untuk menuangkan puisi itu ke dalam melodi. Saat itu Beethoven sudah tinggal di Wina. Catatan pertama untuk Simfoni No. 9 mulai ditulis tahun 1815. Sementara penyelesaian akhirnya baru tahun 1824. Bagian keempat atau yang terakhir, yang memuat puisi Schiller diselesaikan Beethoven saat bertempat tinggal di apartemen di jalan Ungargasse no. 5, di Wina. Oleh sebab itu Wina dianggap tempat kelahiran Himne Eropa.
#wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar